Sultan Al-Fatih Sang Penakluk Konstantinopel

Sultan Al-Fatih Sang Penakluk Konstantinopel – RasuLuLLoh ﷺ bersabda : “Sesungguhnya Konstantinopel itu akan ditaklukkan. Maka, sungguh panglima dari pasukan itu adalah sebaik-baik pemimpin. Demikian juga pasukan yang terlibat dalam penaklukan itu adalah sebaik-baik pasukan” (HR. Ahmad).

Karena kabar gembira dari RasuLuLLoh ﷺ tersebut, para kholifah dan pemimpin Kaum Muslimin berlomba-lomba sepanjang masa untuk menaklukkan Konstantinopel.

Para kholifah dari mulai Khulafa’ur Rosyidin, terutama pada saat Daulah Bani Umayyah seperti Muawiyah bin Abi Sufyan berupaya untuk menaklukkan Konstantinopel, nama lain dari Byzantium atau Istambul sekarang. Muawiyah mengutus putrajaya Yazid sebagai komandan pasukan untuk menaklukkan Konstantinopel, namun upaya itu gagal dilakukan karena Yazid terserang sakit, di samping karena faktor kondisi dan cuaca yang belum menguntungkan untuk menaklukkan operasi penaklukan.

Meskipun kegagalan demi kegagalan dialami oleh Kaum Muslimin, namun para kholifah tetap bercita-cita untuk menaklukkan Konstantinopel. Usaha penaklukan itu sukses dilakukan oleh Sultan Muhammad AAl-Fatih pada tahun 857 H yang bertepatan pada tahun 1455 M

Pada hari kamis, 26 Rabi’ul Awwal 857 H atau 06 April 1453 M, tentara Kesultanan Ottoman (Ustmani) di bawah pimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih dengan kekuatan 250.000 personel bergerak menuju timur Konstantinopel.

Sultan Muhammad Al-Fatih berpidato di depan pasukannya dengan menggebu-gebu dan memotivasi mereka agar berjihad di jalan اَللّهُ ﷻ. Sultan ingin pasukan perangnya berkorban dan berperang dengan tulus ikhlas.

Selain membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an, Sultan juga menyebutkan hadits Nabi mengenai penaklukan Konstantinopel dan keutamaan pasukan beserta pimpinan pasukan yang menaklukkannya.

Semangat pasukan Muslim semakin menggelora dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan hadits Nabi, sehingga banyak ulama-ulama tersohor bergabung bersamanya.

Sementara itu, para pendeta dan pemuka agama Kristen pun tak kenal putus asa. Mereka berkeliling di jalan-jalan, mendorong orang-orang pergi ke gereja untuk berdo’a agar menyelamatkan Kota Konstantinopel dari serangan Kaum Muslimin.

Terjadilah pertempuran sengit antara pasukan USTMANI OTTOMAN di bawah pimpinan SULTAN Al-FATIH dengan pasukan Konstantinopel di bawah pimpinan KONSTANTINE yang melakukan pertahanan.

Pasukan Al-Fatih menyerang tanpa henti, baik dari darat maupun dari laut dengan cepat. Tujuan serangan yang bertubi-tubi ini agar pasukan Byzantium melemah sehingga mereka bisa ditaklukkan dan menyerah.

Akhirnya pada pukul 01.00 hari selasa, tanggal 29 Mei 1435 M yang bertepatan dengan tanggal 20 Jumadil Ula 857 H, Kota Konstantinopel atau Istanbul saat ini, sebagai ibu kota Kerajaan Byzantium dapat dikuasai sepenuhnya oleh Sultan Muhammad Al-Fatih dan pasukannya.

Penaklukan Konstantinopel atau Istanbul merupakan peristiwa sejarah yang sangat besar yang terjadi pada abad IX. Bahkan para ahli sejarah mengatakan bahwa penaklukan Konstantinopel adalah akhir dari abad pertengahan dan awal abad modern di Eropa.

Cerita tentang Konstantinopel atau Istambul begitu panjang. Bahkan menurut catatan sejarah, kota itu telah dihuni manusia sejak 3.500 SM. Pada awal abad ketujuh SM, wilayah itu menjadi koloni Yunani. Penaklukan wilayah itu dipimpin oleh RAJA BIZAS, maka kemudian kota itu bernama BYZANTIUM_.

Kemudian sekitar tahun 350 M, Byzantium jatuh ke tangan pasukan Romawi dibawah kepemimpinan Kaisar Konstantine. Dia kemudian mempersatukan kekuasaan Romawi Barat dan Romawi Timur, Kaisar Konstantine kemudian memindahkan ibu kota Romawi dari Roma ke Byzantium dan sekaligus mengubah nama Byzantium menjadi Konstantinopel.

Kemudian tatkala Sultan Muhammed Al-Fatih memasuki dan menguasai Konstantinopel, kota itu berubah menjadi Istanbul. Nama Istanbul berasal dari frasa Yunani yaitu “eis tin polin”, yang artinya masuk ke dalam kota. Istanbul akhirnya dijadikan sebagai ibu kota Kekuasaan Kesultanan Ottoman (Utsmani). Namun pada masa Mustafa Pasha Kemal Attartuk ibu kota Turkey dipindahkan ke Ankara sampai sekarang.

والله اعلم بالصواب

Info ruanglab lainnya:

Share

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *